Senin, 30 Maret 2009

Inspirasi Ku

Mama selalu bilang, “Bunda percaya sama Mba Hanan”. Saat itu aku merasa tinggi sekaligus rendah. Tinggi, karena aku merasa dianggap sudah besar, sudah dewasa. Bisa menentukan jalan hidupku sendiri. Tapi juga rendah, karena itu semua tidak sepenuhnya benar. Aku masih sering bimbang bila dihadapkan pada pilihan dan takut, taku salah memilih.
Tapi mama selalu mendengungkan kalimat itu ditelingaku, walau mama tahu persis aku masih sering bimbang, masih sering salah memutuskan dan memprioritaskan sebuah pilihan. Mama juga selalu meminta saranku, mama menganggap aku bisa memberi saran yang bermanfaat. Hal itu lah yang membuatku selalu percaya diri, selalu berani menyampaikan pikiranku pada orang lain.
Dulu, aku bingung, siapa orang tersekatku yang dapat menginspirasi diriku. Aku selalu dia saa di tanya, siapa idolamu, siapa yang ingin kau tiru, aku hanya menjawab, “Aku akan jadi diriku, Hanan Tsabitah”. Tapi sekarang aku tahu dan sadar, bila aku ingin jadi diriku, tak mungkin bila tanpa contoh. Sekarang pun aku telah menemukan siapa yang dapat menginspirasiku, siapa yang ingin aku tiru. Ya, mama, malaikat yang Allah kirim untuk ku. Malaikat yang telah membesarkanku dengan penuh rasa sayang dan percaya pada diriku.

Tekad Ku

Petang ini (Jum’at, 27 Maret 2009) air mataku kembali mengalir. Aku sadar, selama ini aku kurang bersyukur atas apa yang telah kumiliki. Terbukti dari keacuhanku terhadap pelajaranku akhir-akhir ini.
Kau tahu teman? Kembali Laskar Pelangi menyadarkanku akan keberuntunganku. Mulai sekarang, akan kubangun kembali mimpi-mimpi ku. Aku akan bangkit dari jurang keputusasaan. Aku malu pada Lintang, pada Laskar pelangi.
Aku akan susun lagi tujuan hidupku. Akan kugantung lagi mimpi-mimpi itu setinggi bintang di langit malam, sebersinar matahari di langit siang dan seindah pelangi di langit cerah. Tidak hanya ku gantung, tapi juga akan kukejar, akan kuraih dan tak akan pernah kulepas.

Aku tak sudi melihat mama sedih. Aku tak rela melihat mama menangis. Akan ku buat mama tersenyum, bahagia dan bangga. Aku tak mau terus jadi benalu. Aku akan jadi pohon, pohon besar, tempat banyak makhluk dapat hidup, pohon besar yang menjulang tinggi menggapai langit.
Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.

Minggu, 22 Maret 2009

Dari Hanan Untuk Ayah dan Mama Tersayang, Terkasih, Tercinta

Tak ada kata yang dapat ku ucapkan selain alhamdulillah dan terima kasih
Alhamdulillah karena Allah telah menijinkan aku hadir di bumi-Nya, melalui ayah dan mama
Terima kasih karena ayah dan mama telah menjaga, merawat, membahagiakan aku selama 16 tahun 9 bulan
Mulai dari hadirnya diriku yang baru segumpal darah hingga aku mulai bisa bersyukur dan berusaha membalas jasa ayah dan mama
Aku tahu aku tak akan bisa membalas semua jasa ayah dan mama
Tapi aku hanya ingin melihat ayah dan mama bangga memiliki putri seperti aku, Hanan Tsabitah
Tak terhingga sayang dan cinta ku pada ayah dan mama
Tak terputus doa ku untuk ayah dan mama
Tak terhenti usaha ku untuk dapat melihat senyum bahagia di wajah ayah dan mama
Tak terhitung salah dan dosa ku terhadap ayah dan mama
Dan aku tak tahu bagaimana cara menghapus smua salah dan dosa ku itu
Terima kasih tak terhingga ku untuk mama dan ayah
Syukur tak terputus ku kepada Allah yang telah memberiku orang tua seperti ayah dan mama
I love U so much

Sebab Air Mata Itu Mengalir

Kalau ada hari dimana aku boleh mengumpat sepuasku
Kalau ada hari dimana aku boleh memaki sepuasku
Kalau ada hari dimana aku dapat menumpahkan semua perasaanku
Aku ingin sekali memakui...
Pertama, kepada speedy yang benar-benar tak tahu diri
Kedua, kepada pelajaran yang selalu membuat hati panas, kepala pusing dan jenuh
Ketiga, kepada mereka yang selalu jahat pada pelajar
Keempat, kepada mereka yang inging berbuat jahat pada orang tua dan adik-adik ku
Kelima, kepada mereka yang menyakiti hati sahabat-sahabatku; jundi, lia, arya, ihsan, ony, miqdad, mitla, rheyta, bilal, dan yang lain
Keenam, kepada mereka yang selalu menuntut ingin dimengerti sementara mereka tidak mau mengerti orang lain
Tapi, apakah hari itu ada?
Aku tahu hari itu tak akan ada
Jadi bagaimana caranya aku meluapkan amarah ku?
Ya, hanya air mata lah jalan yang paling aman dan kalem tapi memiliki makna yang dalem
Aku hanya tak mau semua amarah itu menumpuk di hati yang telah Allah titipkan pada ku

Pro-Kontra MOS

Tiga hari pertama di sekolah baru, di jenjang pendidikan yang lebih tingg, selalu diisi dengan pengenalan siswa baru terhadap sekolah barunya. Tiga hari ini sering disebut MOS, masa orientasi sekolah. Apa sih MOS itu? Ada yang bilang MOS adalah masa dimana siswa-siswa baru mengenal dan diperkenalkan dengan lingkungan sekolahnya. Ada juga yang bilang MOS adalah perploncoan kakak kelas terhadap adik kelas barunya. Mana yang benar? Tidak ada yang benar dan salah. Semua tergantung darimana da bagaimana kita memandangnya.
Semua kegiatan pasti ada tujuannya, begitu pula dengan MOS. Pihak sekolah yang mengadakan MOS menginginkan siswa-siswanya mengenalnya sekolah yang akan menjadi rumah kedua bagi mereka. Bukan hanya itu, melalui MOS siswa diharapakan dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Dengan begitu akan terwujud rasa nyaman dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Dewasa ini, Mos lebih dianalogikan sebagai peploncoan senior terhapad juniornya yang bru masuk lingkungan sekolah. Sebagai contoh, banyak kasus kakak kelas membentak adik kelasnya dengan alasan yang tidak masuk akal. Contoh lain, mereka yang di-MOS, disuruh membawa benda-benda yang aneh.
Sebenarnya, adakah prosedur yang tepat tentang MOS dari Diknas? Sebenarnya, perlukah Mos itu diadakan? Semua kembali bagaimana kita memandangnya. Setiap peristiwa dan kegiatan ada sisi baik dan buruknya. Sekarang tinggla bagaimana kita dapat mengambil sisi baik dan membuang sisi buruknya.

Dia

Ada seorang teman
Aku sudah merasa dekat dengannya
Aku juga sudah sayang padanya
Suatu ketika dia tiba-tiba menjauh dari ku
Mungkin bukan maksudnya menjauh
Tapi itulah yang kurasakan
Aku tak mau dicap buruk olehnya karena terus mengganggu, jadi kubiarkan dia dengan dunianya
Suatu hari aku dapat kabar bahwa dia telah memiliki someone special
Oke, tak masalah, itu haknya
Tapi aku merasa aneh, kenapa dia tidak cerita pada ku, padahal sebelumnya dia bilang tak mau pacaran
Aku berusaha positive thinking
Waktu berlalu
Tiba-tiba dia sms dengan no baru
Ku ajak ngobrol, aku gali informasi darinya
Aku dapat, dan ternyata benar dia baru putus
Hati ku lega mendengarnya
Akhirnya aku bisa ngoborl kembali dengannya
Tapi tidak sesering dulu
Aku hanya ingin ada di dekatnya saat dia butuh seseorang untuk mendengar semua ceritanya
Aku hanya ingin berguna baginya, bagi kehidupannya
Aku hanya ingin hidupnya lebih terarah
Aku hanya ingin dia menjadi anak yang sholeh, kebanggaan orang tuanya

Selasa, 17 Maret 2009

Rahasia Kecerdasan Ulama

Antara Axon, Dendrite dan Cahaya Allah
Written by Ust. H. Arsil Ibrahim MA
Saturday, 24 May 2008
www.nurulyaqin. org

Sel-sel otak manusia berjumlah sekitar 100 milyar. Banyaknya jumlah sel tersebut tidak berarti apa-apa, sebab yang menjadi ukuran kepintaran dan kebijaksanaan seorang manusia adalah sebanyak mana terjadinya interaksi arus listrik (electrical impulses) antara axon pada satu sel otak dengan dendrite pada sel otak yang lain. (Lam Peng Kwan & Eric Y K Lam, 2003). Studi empiris membuktikan bahwa dari 100 milyar sel-sel otak itu, kapasitas interaksi arus listrik dalam rata-rata otak seorang manusia modern hanya berkisar antara 6 sampai 8% saja. Sedangkan sisa 92% lagi dari 100 milyar sel-sel otak adalah daerah gelap dan terbiar bagaikan rimba belantara yang tidak pernah dijelajahi. Itu sebabnya banyak ungkapan yang menggambarkan otak manusia sebagai raksasa yang tidur atau wilayah terbesar dunia yang belum dijelajahi. (Collin Rose & Malcolm J.Nicholl, 1997).

Jika manusia modern menamakan interaksi arus listrik antar sel otak itu dengan istilah electrical impulse yang bergerak dari satu axon ke dendrite, ratusan tahun yang lalu Imam Syafi'i dan gurunya Imam Waki' 'mengistilahkannya' sebagai Nurullah (Cahaya Allah). Beliau dan gurunya Imam Waki' berkeyakinan bahwa dasar daripada pemahaman dan penyerapan yang kuat terhadap ilmu pengetahuan adalah cahaya Allah yang menerangi hati dan pemikiran. Dalam sinergi pemahaman yang sederhana bisa disimpulkan bahwa prosentase electrical impulse pada sel-sel otak manusia dapat dilejitkan dengan cara meningkatkan kapasitas cahaya Allah dalam hati dan pemikiran.

Sebuah riwayat menceritakan bahwa Imam Syafi'i pernah mengadu kepada gurunya tentang kesukarannya dalam menghafal ilmu pengetahuan. Maka gurunya Imam Waki' menasehatinya untuk mensucikan diri dengan meninggalkan kemaksiatan. Beliau juga berpesan demikian, "Ilmu pengetahuan itu adalah cahaya Allah. Dan cahaya Allah tidak akan menyinari hati orang yang berbuat maksiat." Setelah menjalankan pesan gurunya itu tingkat kepahaman dan hafalan Imam Syafi'i terpacu secara luar biasa. Beliau dapat mengingat hampir seluruh huruf pada buku yang dibacanya atau seluruh perkataan pada ceramah yang didengarnya.

Orang yang diterangi Allah hati dan pemikirannya digelari al-Quran sebagai Ulil Albab. Perkataan Albab adalah bentuk plural dari Lubb yang salah satu maknanya adalah akal. Maka Ulil Albab bermaksud orang-orang yang memiliki kemampuan akal yang tinggi (Ibrahim Anis, 1972). Sebutlah nama-nama ulama besar seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Ibnu Taymia, Ibnu Khaldun dan lain-lain. Dengan mengimbas 'cahaya Allah' yang timbul dari ketakwaan, akal mereka begitu tercerahkan (enlighted) dan berhasil menemukan fenomena-fenomena alam semesta. Penemuan mereka bahkan masih menjadi sumber inspirasi dalam dunia ilmu pengetahuan hingga hari ini. Satu-satunya cara yang mereka contohkan agar 'cahaya Allah' berperan dalam memacu kekuatan arus listrik pada sel-sel otak adalah dengan meningkatkan ketakwaan dan meninggalkan kemaksiatan. Firman Allah:

"Dan bertakwalah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kamu ilmu, dan Allah Maha Mengetahui akan segala sesuatu." (Al-Baqarah: 282)

Ayat di atas merupakan rumus yang jelas dan tegas betapa solusi utama yang paling efisien untuk mengeluarkan umat Islam dari kemunduran pemikiran, ketumpulan analisa dan kelemahan ilmu pengetahuan adalah dengan mengkilapkan kembali cahaya ketakwaan dalam sanubari mereka. Inilah cara yang dicontohkan para ulama terdahulu untuk melejitkan interaksi arus listrik (electrical impulse) antara axon dengan dendrite dalam otak.

Lebih menarik lagi untuk disimak sebuah kajian empiris yang dilakukan oleh peneliti ahli dalam bidang neuropsikologi, Michael Persinger dan V.S. Ramachandran. Mereka berdua menemukan adanya 'Titik Tuhan' (God Spot) dalam belantara otak manusia. Lebih rinci lagi mereka menyebutkan bahwa ada sebuah area di sekitar lobus temporal otak yang bersinar saat seseorang diajak untuk berdiskusi dan merenungkan hal-hal yang bersifat keTuhanan. Area tersebut juga menunjukkan peningkatan aktivitas saat seseorang menerima wejangan rohani atau renungan keTuhanan.(Martin, Anthony Dio 2003) Seakan-akan sudah ada suatu mekanisme khusus dalam diri (otak) manusia untuk berhubungan dengan Pencipta alam semesta. Dan sesungguhnya 'hubungan' (atau lazim disebut dalam Islam dengan ibadah) itulah yang meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia dan melejitkan kemampuan akalnya.

Kita sama-sama memahami bahwa ilmu pengetahuan terhasil dari kumpulan pengalaman lima panca indra manusia (penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba). Seluruh apa yang dialami oleh lima indra tersebut berupa rangsangan pengalaman (impulse) diterima oleh saraf penerimaan (receptor neurone) untuk selanjutnya dianalisa oleh saraf sensor (sensory neurone). Kesemua proses ini terjadi dengan adanya interaksi arus listrik dalam sel-sel otak sehingga manusia mampu membentuk suatu kesimpulan (analisa) atau melakukan respon fisik (motoric neurone).

Sebesar mana proses interaksi arus listrik dalam otak manusia yang terjadi akibat pengalaman lima indra itu, sebesar itu pulalah daya penyerapan pengetahuan dalam otak. Maka wajarlah jika timbul perbedaan sudut pandang antara manusia yang cerdas (yang memiliki kapasitas besar pada interaksi arus listrik pada sel-sel otaknya) dengan orang awam (yang memiliki kapasitas kecil pada interaksi arus listrik pada sel-sel otaknya). Terutama dalam kemampuan menganalisa apa yang dilihat, dirasa, dan didengarnya. Firman Allah SWT:

"Perbandingan dua golongan itu seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan mendengar. Apakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?" (Surah Hud 11: 24)

Ayat di atas mengesahkan fungsi panca indra sebagai sarana penyerap ilmu pengetahuan. Tentu yang dimaksud dengan pendengaran dan penglihatan di sini bukanlah alat indra mata atau telinga yang dimiliki oleh semua orang secara sama. Tetapi kadar kemampuan sel-sel otak dalam menganalisa pengetahuan yang dideteksi oleh indra-indra tersebut.

Jika kita yakin dengan firman Allah di atas dan percaya dengan penemuan pakar Neuropsikologi tentang 'God Spot', maka tentulah kita berkesimpulan bahwa pencapaian manusia dalam melejitkan kemampuan sel-sel otak sangat tergantung kepada sebanyak mana ia menyerap cahaya Allah dalam dirinya. Pada hadits Qudsi berikut dapat kita pahami betapa sebenarnya kekuatan intelektual para ulama zaman silam ternyata bertapak pada kekuatan spritual mereka dalam menambah cahaya Allah dalam diri. Rasulullah SAW bersabda, Allah SWt berfirman dalam hadits Qudsi:

"Jika HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan melakukan hal-hal yang Sunnah, maka ia akan kucintai (Dan jika demikian) maka Akulah yang menjadi pendengaran yang ia mendengar dengannya, Aku menjadi penglihatan yang ia melihat dengannya, Aku menjadi lidah yang ia bertutur dengannya dan Aku menjadi akal yang ia berfikir dengannya. Jika ia berdoa kepadaku niscaya Aku perkenankan. Jika ia meminta kepadaku niscaya Aku kurniakan. Dan jika ia memohon pertolongan kepadaKu pasti Aku tolong. Ibadahnya yang paling Aku cintai adalah kewajiban yang ditunaikannya untukKu" (Hadits Qudsi Riwayat at-Thabrani dalam kitab al-Kabir yang bersumber dari Abu Umamah)

Jelas sekali diilustrasikan dalam hadits Qudsi di atas betapa seorang hamba yang banyak melakukan ibadah Nawafil (sunnah) akan memiliki kekuatan ekstra pada penglihatan, pendengaran, karya tangan dan gerakan kaki. Bayangkanlah para ulama zaman silam yang sudah terbentuk kekuatan penglihatan, pendengaran, pembicaraan dan pemikirannya dengan cahaya-cahaya Allah. Semua interaksi panca indranya teramat kuat karena mengambil imbasan kekuatan Allah. Seluruh hasil bacaannya, hasil pengamatannya, hasil pendengarannya, hasil karya fikirnya diproses oleh sel-sel otak dengan menggunakan kekuatan cahaya Allah.

Rangkuman dari semua kekuatan itulah yang membentuk peribadi-peribadi yang unggul dalam bidang apapun yang ditekuninya. Jika ia seorang pelayar maka ia menjadi pakar ilmu pelayaran yang unggul (Vasco da Gama; tidak akan pernah menjadi manusia Eropa pertama yang sampai ke India dan Nusantara jika bukan karena menyandera pakar pelayaran Muslim bernama Ibnu Majid yang pada saat itu sudah mengarang tiga kitab ilmu pelayaran), jika ia menekuni bidang kedokteran maka ia menjadi dokter yang tiada tanding (Ibnu Sina dengan The Canon of Medicine nya masih menyisakan sisi sisi keilmuan medika yang dikaji hingga hari ini), jika ia menjadi pakar matematik maka ia mampu mengungkapkan misteri angka dan bentuk yang tidak habis digali sepanjang zaman (Trilogi dunia matematika; Al-Jabar, Aritmatika dan Logaritma ternyata ditemukan oleh al-Khawarizmi) dan jika ia menjadi negarawan maka ia menjadi tumpuan kecintaan rakyat karena membawa kesejahteraan yang tiada tara dalam sejarah bangsanya (Umar bin Abdul Aziz menjadikan rakyatnya sejahtera sehingga tidak ada lagi orang yang memerlukan bantuan).

Penulis teringat dengan kata-kata keramat yang ditoreh oleh Imam Malik pada kulit kitabnya yang monumental; al-Muwattha' , "Tidak akan sukses generasi akhir dari umat ini, melainkan mereka mengadopsi cara-cara dan tradisi yang telah mensukseskan generasi pertama."

Kita yang hidup pada akhir zaman ini tidak perlu lagi melakukan proses 'try and error' dalam menciptakan keunggulan sumberdaya manusia. Tumpuan pencarian yang benar adalah pada meningkatkan serapan cahaya Allah sebanyak mungkin, yang dengan mudah kita dapati melalui ibadah-ibadah Sunnah seperti melantunkan al-Quran yang merupakan kalam Ilahi, terdiam dalam sujud-sujud tahajud yang panjang, shalat-shalat sunnah (Dhuha rawatib, dll), puasa-puasa sunnah (Senin, Kamis, puasa Asyura', puasa Arafah, dll) serta ibadah-ibadah sunnah lainnya yang dapat menaikkan derajat kita menjadi orang yang dicintai Allah. Ingatlah betapa hadits di atas menerangkan bahwa jika Allah telah mencintai seseorang maka orang itu dapat melihat, mendengar, berbicara dan berfikir dengan kekuatan dan cahaya Allah. Inilah inti daripada kecerdasan spritual (Spiritual Quotient) yang merupakan motor penggerak terhadap kecerdasan intelektual (Intelectual Quotient) dan kecerdasan emosional (Emotional Quotient).

Wallahu A'lam Bis Showab.

Sabtu, 14 Maret 2009

Rahasia Kecerdasan Yahudi

Rahasia Kecerdasan Orang YahudiArtikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama.

Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami. Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?"

Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."

Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya. Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan. Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. Menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, "Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),"ungkapnya.Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever). Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, "Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !" katanya. Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.

Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi. Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya. Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin? Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak. Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran.

Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi.

Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya. Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal. Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "Goblok!" kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini. "Lihat saja Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu. Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!! "Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia?Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?"

Sumber : milis alumni SMPN 74 (SMP-nya mama hanan)

Rabu, 11 Maret 2009

Apa yang Terjadi pada Hanan?

Entah kenapa hari ini rasanya penuh dengan keluhan dan umpatan. Aku ngerasa lelah, ngerasa pesimis banget. (tuh kan ngeluh lagi). Entah kenapa sejak kertas itu mendarat di tanganku dan mata ku melihat deretan angka di atasnya, secara ajaib senyum ku lenyap, berganti dengan lekukan jelek pada bibir dan wajah ku.
Ku harap ini ga berlanjut hingga besok.

O iya, ini tulisanku tadi siang :
Banyak yang bisa diambil dari setiap peristiwa yang ku alami. Tapi ga jarang aku bingung , apa yang bisa kuambil dari musibah yang menimpa ku. Sekarang aku sadar, apa yang membuatku susah mengambil pelajaran dari musibah ku, apa itu? Ya, itu karena hatiku yang masih sempit, pikiranku yang masih pendek. Aku ga berpikir panjang dan jernih. Padahal jika aku mau berpikir jernih, berpikir positif, semua peristiwa ada ibrohnya, ada pelajarannya. Ada sesuatu yang dapat membuatku jadi lebih dewasa.

Mudah2n tulisanku itu jadi penyemangat ku dan penyemangat kita semua.

Jumat, 06 Maret 2009

Hari yg Indah

Jarum jam di kelas menunjukkan pukul 11.45, yak bel berdering, tanda usai sudah kegiatan belajar mengajar hari ini. Teman2 bertanya pada ku "Nan, ada keputrian ga?" ku jawab "Ga ada, kita ke MBR aj yuuk."
Ok, kami memutuskan untuk ke MBR, santai sambil ngobrol menunggu waktu english yang akan dimulai puku 1.30. Aku minta teman2 untuk duduk membentuk lingkaran dan kita saling sharing. Semua duduk melingkar, dan mulai membicarakan english day hari ini yang isunya akan diadakan tes (haduuuh, ga bangeeet). Tiba2 ada yang nyeletuk "Kita jalan2 yuuk" semua setuju dan mulai berdiskusi kapan kami akan melaksanakannya. Mulanya kami berencana jalan2 besok, sabtu sore (jadi malam mingguan bareng gitu). Tapi banyak yang ga bisa, termasuk aku. Jadi kami diskusi lagi sambil foto2 (hehe"). Akhirnya diputuskan hari ini. Mulanya mau mulai jalan sore, abis english day, tapi karena kami males (karena tes itu), jadi diusulkan untuk cabut english day. Tapi dasar anak 28, masih bimbang. akhirnya beberapa teman meyakinkan bahwa ga papa lah sekali2 cabut, akhirnya aku juga miki, ga papa lah, toh jarang2 ini, aku juga males tes. Ok, rencana udah mateng, kami akan keliling2 naik busway. Semua temen2 ku yang ada di situ ku suruh cepet sholat dan cepet keluar dari sekolah, coz takut gerbang keburu ditutup.
Yak, semua udah selesai sholat. Eh, ada yang ga mau ikut lantaran dia ada les yang ga bisa ditinggal. oke, yang bisa dan mau ikut jalan semua ku giring ke gerbang. Tapi di deket tangga kami ketemu anak2 cowok KRAYON, mereka yang bener2 taat peraturan, mereka kayak agak mencegah kami untuk pergi. Jadi aku dan beberapa teman yang pengen banget jalan berusaha mengembalikan pikiran temen2 yang lain untuk ikut atau ga. Akhirnya aku, ena dan ara berhasil sampai gerbang, tapi masih banyak temen2 yang di dalam areal sekolah, kami bertiga gemes, h\jadi kami nyebrang jalan duluan, sebagai tanda agar mereka bergerak lebih cepat. Ternyata mereka menunggu seseorang. Hmm..
Oke, akhirnya semua kumpul, total yang ikut jalan ada 11. Eeeeh, timbul konflik (ga usah di kasih tau ya konfliknya apa,hehe").
Berangkaaaat.. Pertama kami naik 75 ke halte busway (aku lupa halte mana). Yak, di jembatannya kami foto lagi. haha" dasar cewe, hobi banget foto.
Beli karcis dan nunggu busway datang. Kami membicarakan semua hal. Busway datang. Di busway yang lumayan penuh (jadi kami berdiri), tawa tetap terdengar diantara kami (sungguh, aku seneng banget, tawa ku tak bisa ku tahan). Karena agak penuh, jadi kami memutuskan untuk turun dulu, trus lanjut pake busway yang lain, tapi tetap dengan arah yang sama. Ok, perjalanan dilanjutkan, kami ikut busway itu sampe ujung. Tetap dengan penuh canda tawa. Seakan busway hanya milik kami, bercanda, tertawa, berfoto, saling cerita.
Ternyata 2 diantara akmi harus balik ke sekolah karena ada les. Jadi kami mengantar mereka dulu ke halte busway yang memudahkan mereka kembali ke 28. Nah, di halte ini lah, kami, 9 yang tersisa kembali berdiskusi hendak kemana kami. Akhirnya diputuskan kami akan ke Pejaten Village, mall baru di deket sekolah. Keputusan itu diambil karena kami udah laper banget (mungkin kecuali aku ya, coz dari pagi aku udah makan banyak banget, parah deh banyaknya, tapi karena temen2 pada bilang laper, aku jadi laper juga. hehe")
Tujuan selanjutnya adalah Pejaten Village.^^
Sampai di Penvil (Pejaten Village), kami langsung menuju tempat makan (Es Teler 77), langsung pesen makanan. Menunggu pesanan. Pesanan datang, langsung diserbu. Makan selesai, tapi kami belum usai. Masih ada yang diobrolin. Beberapa teman cerita. Minta pendapat.
Pukul 4 lebih, kami putuskan untuk pulang. sebelumnya sholat dulu dong. Sampe di mushola, udah kayak di MBR, taro tas di tengah2 ruangan. haha" setelah sholat, kami ngobrol dulu sebentar, membahas tentang kejadian saat pelajaran b.inggris yang ga banget.
Akhirnya pulaaaang..
Kami pisah, Annisa pulang bareng sepupunya yang kebetulan juga lagi di penvil, ena dan bolang pulang bareng, jadi yang tersisa hanya aku, ara, ais dan noni. kami menuju ke 28 dengan 75 yang sesek sumpek.

sungguh hari yang tak terlupakan
ku harap ini bukan yang terakhir
Love you gals..^.^

Rabu, 04 Maret 2009

Setia Menunggu Ku

Di siang yang terik, dia berjalan seorang diri. Wajah letihnya mendominasi, namun senyumnya tetap mengembang. Aku hanya dapat diam, berjalan perlahan ke arahnya, senyumnya semakin lebar. Dia melambai ke arah ku, tapi aku tetap berjalan perlahan. Dia sabar menunggu. Ketika aku tetpat berhenti di hadapannya, dia menyentuhku lembut. Dan bersandar pada tubuhku. Aku mengantarnya pulang. Selama perjalanan matanya terpejam sambil tetap menyandar padaku. Aku tetap diam. Ketika hampir sampai di depan gang rumahnya, dia bilang turun di situ saja. Aku menurut. Dia turun perlahan. Menatapku sebentar, kemudian dia berjalan perlahan masuk ke gang rumahnya. Aku pun pergi.


nb : Hanan berperan sebagai "dia"
Kisah di atas berdasarkan pengalaman pribadi