Minggu, 13 Februari 2011

Senin, 30 Maret 2009

Inspirasi Ku

Mama selalu bilang, “Bunda percaya sama Mba Hanan”. Saat itu aku merasa tinggi sekaligus rendah. Tinggi, karena aku merasa dianggap sudah besar, sudah dewasa. Bisa menentukan jalan hidupku sendiri. Tapi juga rendah, karena itu semua tidak sepenuhnya benar. Aku masih sering bimbang bila dihadapkan pada pilihan dan takut, taku salah memilih.
Tapi mama selalu mendengungkan kalimat itu ditelingaku, walau mama tahu persis aku masih sering bimbang, masih sering salah memutuskan dan memprioritaskan sebuah pilihan. Mama juga selalu meminta saranku, mama menganggap aku bisa memberi saran yang bermanfaat. Hal itu lah yang membuatku selalu percaya diri, selalu berani menyampaikan pikiranku pada orang lain.
Dulu, aku bingung, siapa orang tersekatku yang dapat menginspirasi diriku. Aku selalu dia saa di tanya, siapa idolamu, siapa yang ingin kau tiru, aku hanya menjawab, “Aku akan jadi diriku, Hanan Tsabitah”. Tapi sekarang aku tahu dan sadar, bila aku ingin jadi diriku, tak mungkin bila tanpa contoh. Sekarang pun aku telah menemukan siapa yang dapat menginspirasiku, siapa yang ingin aku tiru. Ya, mama, malaikat yang Allah kirim untuk ku. Malaikat yang telah membesarkanku dengan penuh rasa sayang dan percaya pada diriku.

Tekad Ku

Petang ini (Jum’at, 27 Maret 2009) air mataku kembali mengalir. Aku sadar, selama ini aku kurang bersyukur atas apa yang telah kumiliki. Terbukti dari keacuhanku terhadap pelajaranku akhir-akhir ini.
Kau tahu teman? Kembali Laskar Pelangi menyadarkanku akan keberuntunganku. Mulai sekarang, akan kubangun kembali mimpi-mimpi ku. Aku akan bangkit dari jurang keputusasaan. Aku malu pada Lintang, pada Laskar pelangi.
Aku akan susun lagi tujuan hidupku. Akan kugantung lagi mimpi-mimpi itu setinggi bintang di langit malam, sebersinar matahari di langit siang dan seindah pelangi di langit cerah. Tidak hanya ku gantung, tapi juga akan kukejar, akan kuraih dan tak akan pernah kulepas.

Aku tak sudi melihat mama sedih. Aku tak rela melihat mama menangis. Akan ku buat mama tersenyum, bahagia dan bangga. Aku tak mau terus jadi benalu. Aku akan jadi pohon, pohon besar, tempat banyak makhluk dapat hidup, pohon besar yang menjulang tinggi menggapai langit.
Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.